Pasangan pengantin baru itupun menikmati kebersamaan yang menakjubkan tatkala mereka mendengar suara dari kejauhan : "kwek,kwek,kwek...!".
"coba dengar sayang, itu pasti suara ayam", kata si istri. Sang suamipun mendengar suara itu dengan seksama.
"oh, kamu salah. itu bukan suara ayam, tapi suara bebek", jawab si suami. "tidak, aku yakin itu ayam", si istri bersikeras.
"mustahil. suara ayam itu 'kukuruyuk'. kalo bebek 'kwek,kwek,kwek. itu bebek sayang". kata sang suami mulai jengkel.
"kwek,kwek!" suara itu terdengar lagi.
"nah,tuh ! itu kan suara bebek", kata suami. "bukan sayang, itu ayam... aku yakin betul", tandas si istri sembari mengehentakkan kaki.
"dengar ya!, itu adalah be...be...k. B-E-B-E-K. bebek! mengerti!" suami berkata dengan gusar.
"tapi itu ayam", masih saja si istri bersikeras. "itu jelas-jelas bebek. Masa membedakan suara bebek dan ayam saja kamu tidak bisa".
Terdengar lagi suara kwek,kwek. Sebelum suami mengatakan sesuatu yang sebaiknya tak dikatakannya, si istri sudah hampir menangis sambil berkata, "tapi itu ayam".
Si suami yang melihat air mata mengambang di pelupuk mata istrinya, akhirnya ingat mengapa ia menikahi wanita itu. wajahnya melembut dan ia berkata dengan mesra, "maafkan aku sayang, kurasa kamu benar, itu memang suara ayam".
"terima kasih sayang", kata sang istri sambil menggenggam tangan suaminya.
kwek,kwek,kwek. Terdengar lagi suara di hutan. Mengiringi langkah mereka yang berjalan bersama dalam cinta.
Ketika memahami cerita tersebut, kita akan ingat apa yang menjadi prioritas. Banyak hal yang jauh lebih penting ketimbang mencari siapa yang benar tentang apakah itu ayam atau bebek. Betapa sering kita merasa yakin, amat sangat yakin kita merasa benar. Namun, belakangan akhirnya kita salah.
4 comments:
iyaa..
bener banget.
maka dari itu kita harus senantiasa introspeksi diri..
Tapi, suara ayam sama bebek kan emang beda...
Masa sih si istrinya gak bisa bedain suara keduanya??
Sebagai hadiah perkawinan sih gak papa ngalah, asal jangan seterusnya aja. Kan aksian juga istrinya saat dia ada di lingkungan lain, jadi nggak terbiasa ngeliat sesuatu secara objektif.
Wew, istrinya kayak Oneng di Bajaj Bajuri. Tapi ndak papalah, hiburan liat orang oon. Huahah, maap ya Neng :(
Tapi jangan lupa dibenerin kalo istrinya salah... (di luar konteks pesan cerita)
Manis banget ceritanya.. :)
Post a Comment