Subscribe

Harga Sebuah Tanda Tangan

Saya sering merasa jengkel ketika harus menemui seseorang untuk minta sebuah tanda tangan. Karena saya akui betapa sulitnya mendapatkan sebuah goresan tangan yang satu ini. Meskipun saya sudah berusaha memenuhi dokumen atau prosedur yang telah ditentukan, berbicara dengan sangat lembut, sopan, apa adanya, bahkan saya mangatakan hal-hal yang seharusnya tidak saya katakan (misalnya, sofa bapak nyaman ya pak... atau wah anak bapak manis banget pak...!).

Apakah memang sudah hukumnya seperti itu ? terkadang bagi pegawai suatu instansi ataupun pihak-pihak petinggi atau pejabat lah istilah saya, menjadikan tanda tangan sebagai 'usaha sampingan'. Padahal sebenarnya kita memerlukan tanda tangan itu hanya demi sebuah keperluan (bukan untuk mendapatkan keuntungan pribadi semata). Meskipun kita telah melampirkan hal-hal yang sekiranya diperlukan tetapi ada-ada saja alasan yang seakan menghambat atau terkesan menyusahkan kita. Contoh kecilnya saja, seorang teman saya masih belum juga dapat melakukan ujian skripsinya karena terhambat belum adanya satu orang dosen yang menandatangani untuk dapat melakukan ujian skripsi. Atau, contoh lain yang biasa ditemui, sulitnya kita mendapatkan tanda tangan untuk mendapatkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) sampai-sampai kita harus merogoh kembali kocek yang orang bilang sebagai pelicin (emang ada hubungannya sama oli yah..?!) agar proses segera dilakukan. Jika difikir secara logika, padahal semua itu adalah tugas yang telah disesuaikan dan diberikan untuk dipertanggung jawabkan (bukan diperjualbelikan). Jadi memang sudah sewajarnya kita meminta tanda tangan kepada orang yang bersangkutan.

Meskipun tidak semua sang penanda tangan bersikap seperti ini, namun pada intinya memang kembali pada iman dan kepribadian masing-masing. Saya pun pernah beberapa kali menemui orang yang berbeda-beda untuk memintanya agar menanda tangani arsip saya, namun tidak saya sangka betapa mudahnya saya mendapatkannya.

Kejadian seperti ini menyadarkan saya dari dogma dan mimpi yang selama ini saya anggap indah. Saya beranggapan nikmatnya jadi petinggi yang memiliki tanda tangan untuk menggerakkan dan menentukan keadaan seseorang. Ternyata... semakin tinggi tinggi sebuah pohon yang tumbuh, semakin kencang angin yang menerpanya. Semakin tinggi jabatan seseorang, semakin tinggi pula ujiannya. Memang terbukti benar kata bapak saya, "eh..., kamu jangan main-main sama tanda tangan.., mahal tau..!". Benar gak sih...?!

1 comment:

Mega said...

hai,lam kenal..
Tulisannya benar sekali,tanda tgn itu berguna dan mahal sekali di Indonesia,tapi kalo di Jepang orang tak kenal dan tak peduli tanda tangan hehehe...