Siapapun menginginkan sebuah keterjaminan (garansi) dalam membeli maupun ketika kita mulai memilih suatu produk. Pada dasarnya sebuah garansi adalah suatu kewajiban yang harus diberikan oleh produsen untuk memberikan pelayanan (after sales) yang juga merupakan hak sebagai konsumen atas keputusan yang diambil terhadap produk yang digunakan (tergantung kategori produknya), selain itu juga hal ini dapat menciptakan image yang baik bagi konsumen tersebut. Namun disini, saya bukan membahas atau membicarakan masalah produk apapun. Tetapi Pernahkan kita mendengar bahwa di dunia ini ada ‘Garansi Kesuksesan’ ? Saya yakin tidak akan pernah ada yang memberikan Garansi Kesuksesan. Karena seperti yang kita ketahui, bahwa kesuksesan di dapat dengan proses pembelajaran, dan usaha yang secara berkesinambungan.
Bagi sebagian orang mungkin pendidikan formal adalah jalan yang dapat menjadikan kita sebagai orang yang berhasil atau sukses. Padahal sebenarnya ilmu yang kita dapat dari pendidikan formal (sekolah atapun kuliah) sama sekali tidak menjamin bahwa kita kelak akan menjadi orang yang sukses. Tapi sebelumnya, bukan berarti pendidikan formal tidak penting, karena kita sekarang ini dapat membaca dan menulis karena ilmu yang di dapat dari pendidikan formal. Justru karena tidak sekolah kita tidak akan dapat memahami dan menikmati segala yang ada di sekeliling kita. Back to topic…
Mungkin sebagian dari kita sering mendengar wejangan dari orang tua kita, “Sekolah yang pinter ya nak.., biar jadi orang berhasil dan banyak duit”. Terus terang, sayapun masih sering mendengar orang tua saya mengucapkan kalimat itu ketika awal-awal saya mulai kuliah. Seolah-olah sekolah memberikan sebuah garansi kesuksesan yang sangat luar biasa sekali. Saya jadi ingat sebuah buku karya Robert.T Kiyosaki yang berjudul Rich dad, Poor dad. Terus terang, meskipun pada awalnya saya merasa bingung dengan tulisan-tulisannya, namun setelah saya baca kembali saya jadi agak sedikit termotivasi. Saya mengakui bahwa sekolah/kuliah bukanlah suatu jaminan untuk menjadi sukses. Tetapi, ilmu dan pola fikir yang di dapat dari pendidikan formal itu adalah asset atau modal kita sebagai bekal dalam menghadapi persaingan dalam meraih tujuan. Sebagai contoh, kita banyak melihat sekarang ini orang yang bekerja namun tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Atau sederhananya, banyak sebagian dari kita yang berhasil dan sukses bukan pada bidangnya.
Pada intinya, kesuksesan yang kita dapat adalah karena sikap optimis, kejelian dalam melihat peluang, perjuangan, serta doa. Jadi, jangan takut untuk meraih keberhasilan meskipun anda bukanlah seorang sarjana. Goethe mengatakan, ‘Manakala seseorang benar-benar bertindak, maka Sang Pemberi hidup pun bergerak’. Yang terpenting, cobalah untuk memanfaatkan waktu luang menjadi sebuah usaha ataupun kegiatan yang positif. Karena itu setidaknya akan menjadikan diri kita lebih baik dan kita menyadari bahwa ternyata diri kita sangat berharga.
4 comments:
Hmmm...betul! Yang bukan sarjana pun harus optimis, karena rizki kan sudah diatur oleh Allah, yang penting jangan lelah berusaha dan berdoa.
Berusaha dan Berdoa.
walah..., kena sindir sama bunda nih. tapi gpp lah, itu tandanya bunda sayang ma andi... ;)
terima kasih bunda & mbak is yang sudah mempunyai rumah baru.., keep struggle juga deh...
semangat dan optimis adalah modal yg paling utama dalam berusaha, lainnya dipikir kemudian
Post a Comment