Allah menciptakan segala sesuatu di dunia ini dengan berpasang-pasangan. Hal tersebut merupakan suatu konsep yang sangat luar biasa, selain itu merupakan tanda kebesaranNya. Mungkin tidak terfikirkan oleh kita seandainya yang ada hanya bersifat tunggal, tentunya mungkin kehidupan tidak akan berjalan seperti saat ini. Ada hitam dan putih, ada kecil dan besar, ada si miskin dan ada si kaya, dsb. Segalanya ada pasangannya, karena tanpa ada pasangan tentu kita tidak dapat hidup di dunia ini. Sebagai contoh, kita ingin membangun sebuah rumah, tentunya kita memerlukan jasa tukang bangunan. Tanpa jasa mereka rumah yang kita dirikan tidak akan pernah kita tempati saat ini. Bagaimana seandainya jika tidak ada orang seperti mereka ?!
Kita dapat melihat betapa indahnya dunia karena berpasangan. Betapa bermaknanya kehidupan yang kita jalani karena berpasangan. Namun, dalam satu sisi kita terkadang angkuh dengan pasangan kita. Kita menghina si hitam ketika merasa si putih adalah baik, kita merasa si kecil bukanlah apa-apa karena kita merasa besar, atau terkadang kita merasa si miskin hanyalah sebagai pengganggu kehidupan kita. Sebenarnya kita harus menyadari kembali makna dari semua ini. Tanpa hitam kita takkan menjadi putih, tanpa kecil kita takkan menjadi besar, tanpa si miskin takkan ada si kaya, dsb. Apakah kita bisa berjalan tanpa pasangan yang sebenarnya telah memberikan atau menjadikan kita dengan keadaan kita sekarang ini ?
Saya sering tertawa jika menemui orang-orang besar sementara yang ada dia hanya memberikan wajah yang terkesan meremehkan saya (kaum kecil). Hati saya selalu bicara, “sombong banget nih orang, mentang-mentang pake mobil..!” (padahal belum tentu mobil dia), bahkan saya pernah mengalami kejadian yang membuat hati saya sedih karena perkataaan mereka (yang menganggap dirinya besar). Ketika itu saya pulang dari rumah teman saya, kebetulan saya tidak mendapatkan angkot (angkutan kota), terpaksa saya harus jalan kaki menuju ke rumah dengan teman saya. Dalam perjalanan, ada sebuah mobil berjalan melambat di samping kami, kemudian seorang dari mereka mengeluarkan wajahnya dari jendela mobil sambil berteriak “rasain loe…, suruh siapa miskin..!”. Aduh…, kalau teringat kejadian itu saya langsung sedih bercampur emosi, tapi biarlah Allah yang akan membalasnya. Semoga dia juga menyadari bahwa kata-kata yang telah diucapkannya tidak seharusnya ia ucapkan.
Mungkin anda (yang membaca tulisan ini) pernah mengalami kejadian yang membuat anda mengurut-urut dada, atau bahkan sampai emosi. Tapi saya yakin, pengalaman dan kejadian seperti ini banyak terjadi diantara kehidupan kita. Namun dapat kita petik hikmah dari kejadian itu, dengan menghargai dan tidak menganggap remeh orang lain adalah salah satu sifat yang sangat mulia dan tentunya memang harus tumbuh dari dalam diri kita sendiri. Dengan meremehkan, itu sama dengan membuat anda mati. Pernahkan anda mendengar atau membaca buku yang menceritakan tentang seekor tikus mampu mengalahkan singa sang raja hutan ? bagi yang belum, cerita ini akan saya tulis dalam postingan saya selanjutnya. Karena cerita itu membuat saya terkesan dengan makna yang terkandung di dalamnya.
No comments:
Post a Comment